NDP-Jakarta, "Siap menerima, mau kondisinya buruk, atau apa, sudah iklas. Kalau ada, silakan diberitahu," ujarnya. "Apakah itu jenazah manusia? Bapak mau nggak dikasih peti tertutup, saya tahu semua badan, walau terkubur, saya mau itu saudara saya," ungkap dia.
Keluarga korban pesawat Sukhoi SSJ 100 yang jatuh di Gunung Salak menuntut agar mereka diikutsertakan dalam proses identifikasi jenazah.
Pasalnya pihak keluarga ingin benar-benar memastikan bahwa jenazah yang nantinya diserahkan adalah sanak famili mereka.
Demikian dikatakan Marlin Chanta, anggota keluarga Edward Panggabean saat ditemui di posko tim DVI, RS Polri, Jakarta, Sabtu (12/5).
"Kalau ada berbentuk wajah, apa salahnya dikasih lihat, jadi jangan terima peti kosong. Itu masalahnya nggak fair lah, kalau kita sampai nggak mengenali, tidak benar kan tidak bagus," ucapnya.
Lebih lanjut, ia siap menerima semua kondisi termasuk yang terburuk sekalipun mengenai nasib anggota keluarganya yang menjadi korban pesawat anyar pesawat milik Rusia tersebut.
"Kalau sudah diserahkan, secara legal saya nggak bisa kembalikan. Itu standar operasional prosedur," lanjutnya.
Dia mengatakan pihak keluarga tidak berharap bahwa nantinya peti jenazah tersebut bukanlah anggota keluarga mereka.
"Menyakitkan, kami terima jasad setelah tanda tangan tertutup, dan baru dibuka di rumah."
Anggota keluarga Edward ini juga mempertanyakan waktu menanti proses identifikasi yang relatif lama.
Begitu pula reaksi yang sama diutarakan Nanny Bradley, keluarga Steven.
"Kalau menunggu begitu lama, apa kita yakin itu keluarga kita. Oke DNA, tapi apa bener, kalau hanya sepotong badan atau ciri-ciri badan lain yang ada."
0 komentar:
Posting Komentar