Berbahasa Jawa Menjadi Kewajiban

 Ada banyak cara yang dilakukan untuk melestarikan budaya Jawa, seperti dilakukan Pemerintah Kabupaten Blora Jawa Tengah yang lebih dulu menerapkan aturan berbahasa Jawa Kromo Inggil di semua jajaran setiap hari kamis mulai dari palaksanaan apel sampai bahasa pelayanan kepada masyarakat seperti di Kantor UPTD Pelayanan Terpadu kabupaten Blora.

Seorang masyarakat tercengang ketika dia maju ke hadapan petugas dengan menyampaikan keperluannya datang ke kantor tersebut dengan menggunakan bahasa Indonesia atau bahasa nasional kita , tapi petugas yang melayani menjawab dengan menggunkan bhasa Jawa Kromo nggil atau bahasa Jawa tingkat tinggi / keraton. karena kaget maka Srinipun tertawa " saya nggak mengira kalau Ibu Petugas menjawab dengan bahasa kromo inggil, jadi terkesan seperti "jagongan biasa"??" ujar Srini kepada NDP

Peraturan menerapkan berbahasa Jawa tersebut sudah berjalan sekitar 3 tahun di kabupaten yang terkenal dengan sate Bloranya dan lonthong tahu Blora, semua unit pelayanan yang ada di kantor Kecamatan , Puskesmas , Sekolahan ataupun tempat umum berbincang - bincang menggunakan bahasa Jawa kromo inggil. " Ini merupakan perwujudan cara nguri-nguri kabudayan Jawi, masak kita orang Jawa nggak bisa berbhasa Jawa" ujar Bambang Staf Kantor Kecamatan Cepu.

Walaupu kadang aturan tersebut tidak berjalan 100% dalam keadaan tertentu , tapi bukan merupakan masalah besar dalam prakteknya. Sekarang seperti kabupaten Blora , Kabupaten Karanganyar Jawa Tengah juga mulai menerapkan setiap hari rabu wajib berbahsa Jawa Kromo Inggil untuk semua kantor instansi dibawah Pemerintah Kabupaten Karanganyar. Sejak pagi tadi, aktivitas pegawai dan pelayanan di Kantor Pemerintah Kabupaten Karanganyar, tampak berbeda wajib menggunakan bahasa Jawa krama inggil.Pada apel yang digelar di Kantor Sekretariat Daerah Kabupaten Karanganyar, petugas protokoler menggunakan bahasa Jawa tingkat tertinggi ini. Lantunan bahasa Jawa bisa didengar mulai dari aba-aba, laporan komandan, hingga amanat inspektur.

Tidak hanya saat apel, setiap kegiatan pemerintahan, peserta rapat dinas pun menggunakan krama Inggil. Suasana rapat tampak lebih akrab karena rapat tidak terkesan kaku.Sekda Kabupaten Karanganyar, Samsi, menjelaskan penggunaan bahasa ini sudah berlangsung selama empat tahun mulai di kantor pemkab hingga kantor desa. Tak hanya di lingkungan pemerintahan saja, krama inggil juga digunakan dalam pelayanan publik lain seperti di puskesmas kota. “Dengan berkomitmen kuat dan dari hati ke hati penggunaan bahasa karma inggil dapat dilaksanakan. Tamu yang datang mestinya juga berbicara dengan bahasa Jawa Krama Inggil,” ucap Samsi, Rabu (4/4/2012).

Selain berbahasa Jawa, para pegawai juga wajib mengenakan baju lurik batik khas Karanganyar. Nama dada pun ditulis menggunakan huruf Jawa.