"TERDUGA TERORIS DITANGKAP TIM DENSUS 88, DENGAN BARANG BUKTI BERUPA DETONATOR, BUKU JIHAD, TABUNG GAS BERISI NITROGLISERIN"..."JOKOWI TETAP AKAN MELAKUKAN SIDAK DAN TERJUN KE LAPANGAN UNTUK MENGETAHUI KONDISI RAKYAT "....."CHELSEA AKAN KEHILANGAN COLE DAN LAMPARD"....."LORENZO MASIH BERADA DI PUNCAK KLASEMEN DI MOTO GP MALAYSIA"...."POLISI TETAPKAN PELAKU PEMOTRETAN ATAS NOVI AMALIA ADALAH TIGA ORANG"......"MENPORA TETAP MENGAKU TIDAK TERLIBAT KORUPSI HAMBALANG DAN MENYERAHKAN SEMUA PERKARA PADA PIHAK BERWAJIB "......"Kopi Luwak Asli ( JML Coffee ) membuka Pelatihan GRATIS Bisnis Kopi Luwak Asli Penangkaran Hub ; 0899.55.93.913"
Update Senin (30/10) " Kakak NT (Red: Sunardi, wajahnya mirip NT) juga ditangkap Tim Densus 88 untuk dimintai keterangan , tetangga bahkan tidak menduga kalau NT terduga jaringan teroris"

Indonesia Bebas Pasung 2014

Rabu, 18 April 2012



NDP-Di Indonesia pemasungan masih bisa ditemukan di banyak tempat. Menurut catatan tak resmi Kementerian Kesehatan saat ini sedikitnya terdapat 20.000 kasus pemasungan akibat penyakit jiwa di seluruh nusantara.

"Catatan ini berasal dari hasil pengamatan tidak resmi oleh seorang kolega di Toba, Samosir. Dia tekun mengumpulkan data tentang korban pasungan, dicari, dan dikunjunginya," kata Dr Irmansyah, Direktur Bina Kesehatan Jiwa, Kementerian Kesehatan.

Data mentah itu lalu dipakai sebagai perbandingan untuk mengukur perkiraan jumlah korban pasungan di Indonesia.

"Hasilnya ya sekitar 20.000 itu lah."

Angka korban ini yang sekarang sedang diperangi oleh Kementerian Kesehatan dengan sebuah kampanye nasional Indonesia Bebas Pasung 2014.

Mengakui target itu cukup ambisius, Dr Irmansyah mengatakan pemerintah berharap daerah justru mengambil inisiatif agar kampanye ini berjalan efektif.

"Begitu diumumkan kami dapat laporan dari Jawa Tengah, tidak usah tunggu 2014. Tahun depan saja kita bebas pasung. Katanya, dalam dua minggu sudah 200 kasus ditemukan."

Foto ini direkam oleh RSJ Lawang, dari seorang korbanpasungan tahun 1934.

Sambutan yang sama muncul dari beberapa propinsi lain, yang rupanya menganggap reputasi pasung sebagai 'aib' bagi daerah mereka.

"Seperti kasus gizi buruk, kan daerah malu. Nah ini mudah-mudahan juga begitu," tambah Irmansyah berharap.
Faktor pemasungan

Sebab utama pemasungan pasien berpenyakit mental menurut berbagai studi adalah kemiskinan dan ketidaktahuan.

Pemasungan umumnya terjadi di daerah pedesaan dengan kelas ekonomi mayoritas menengah-bawah meski beberapa kasus, seperti pernah terungkap di Gorontalo, menunjukkan kelompok mampu dan berpendidikan pun bisa melakukannya.

Sukidi adalah contohnya.

Lahir ditengah keluarga buruh tani di Blitar, penyakit jiwa ditambah gejalanya yang kerap mengamuk membuat keluarganya merasa lebih aman kalau laki-laki berkepala gundul ini dirantai saja.

"Bukan cuma karena takut ya, tetapi juga karena khawatir mereka akan melukai diri sendiri atau orang disekitarnya," kata Dr Bambang Eko, Direktur utama RSJ Lawang, Malang.

Untuk memerangi kebiasaan pasung, menurut Dr Bambang, kampanye perlu dilakukan dengan edukasi dan pemberian fasilitas yang memadai.

Nasib Sukidi misalnya, akhirnya berubah setelah laporan sampai ke telinga Dinas Kesehatan setempat yang lalu merujuknya ke RSJ Lawang.

Untuk pasien seperti ini, RSJ Lawang memberikan semua layanan secara gratis.

"
Itu sebabnya seringkali kondisinya sudah secara mental parah, secara fisik juga lemah. Habis-habisan lah"

Dr Ariani
Mengusir setan


Namun pemasungan bukan hanya ditemukan di rumah-rumah. Metode pasung, rantai, atau penguncian dalam sel, juga banyak dipakai di tempat-tempat yang mengklaim layanannya sebagai terapi kejiawaan.

"Tidak usah jauh ke daerah, di Bekasi saja ada Yayasan Galuh yang pasiennya dirantai semua," kata Bagus Utomo, penggagas Kelompok Peduli Skizofrenia Indonesia (KPSI), sebuah organisasi advokasi pasien sakit jiwa.

Kasus Yayasan Galuh terkuak setelah aparat Kementerian Kesehatan mendatangi tempat itu dan minta usaha itu dibubarkan karena dianggap melanggar HAM para pasien.

Dalam berbagai kasus, ketidaktahuan dan minimnya informasi membuat sebagian masyarakat percaya saja bahwa tindakan memasung atau merantai merupakan upaya 'mengusir setan' dari dalam tubuh pasien.

"Makanya ada yang disiram air dingin tengah malam, ada yang disiksa, itu katanya supaya 'setannya' keluar," tambah Bagus geram.

Namun menurut Dr Irmansyah dari Kemenkes, upaya menertibkan yayasan semacam ini tidak mudah.

"Mereka bukan terdaftar di bawah Kemenkes, tapi di bawah Kementrian Sosial, jadi kita tak ada wewenang untuk cabut izin," tambahnya.
Kondisi parah

Seorang korban pasungan di Mojokerto Jawa Timur melukis untuk menunjukkan penderitaannya.

Kembali ke Lawang, Sukidi nampak sudah tenang berbaring di tempat tidur.

Berderet dengan puluhan penghuni laki-laki bangsa itu, matanya sekali-kali nampak menangkap sesuautu meskipun lebih sering pandangannya kosong.

"Sudah latihan jalan hari ini mas?" Dr Ariani menyapa dengan riang saat melakukan kunjungan pasien. Sukidi mengangguk.

"Tadi latihan jalan dengan siapa?" pancing sang dokter. Lama tak ada jawaban, Sukidi akhirnya bergumam "si mbok..." yang disambut protes Dr Ariani disertai penjelasan bahwa ibu Sukidi sedang tidak berada di RS.

Bukan saja kondisi psikisnya, kondisi fisik Sukidi menunjukkan ada banyak masalah.

"Namanya dipasung kan memang biasanya di lokasi tersembunyi, di luar ruangan, dekat kandang hewan dan seterusnya."

Sebagai akibatnya, korban cenderung rentan terpapar gas berbahaya, udara tercemar dan menjadi sasaran serangan cuaca hingga serangga atau mahluk hidup lain.

"Itu sebabnya seringkali kondisinya sudah secara mental parah, secara fisik juga lemah. Habis-habisan lah," tambahnya.

Meski demikian, dalam sistem hukum Indonesia memasung seseorang dengan alasan sakit jiwa jarang dikenai sanksi hukum.

Dibanyak tempat, bahkan pemasungan tetap berjalan, meski sudah muncul dalam laporan media massa.

0 komentar:

Posting Komentar

Internasional

Ke Halaman Depan

 
 
 

Berita Populer

Entri Populer

Diberdayakan oleh Blogger.

followers