"TERDUGA TERORIS DITANGKAP TIM DENSUS 88, DENGAN BARANG BUKTI BERUPA DETONATOR, BUKU JIHAD, TABUNG GAS BERISI NITROGLISERIN"..."JOKOWI TETAP AKAN MELAKUKAN SIDAK DAN TERJUN KE LAPANGAN UNTUK MENGETAHUI KONDISI RAKYAT "....."CHELSEA AKAN KEHILANGAN COLE DAN LAMPARD"....."LORENZO MASIH BERADA DI PUNCAK KLASEMEN DI MOTO GP MALAYSIA"...."POLISI TETAPKAN PELAKU PEMOTRETAN ATAS NOVI AMALIA ADALAH TIGA ORANG"......"MENPORA TETAP MENGAKU TIDAK TERLIBAT KORUPSI HAMBALANG DAN MENYERAHKAN SEMUA PERKARA PADA PIHAK BERWAJIB "......"Kopi Luwak Asli ( JML Coffee ) membuka Pelatihan GRATIS Bisnis Kopi Luwak Asli Penangkaran Hub ; 0899.55.93.913"
Update Senin (30/10) " Kakak NT (Red: Sunardi, wajahnya mirip NT) juga ditangkap Tim Densus 88 untuk dimintai keterangan , tetangga bahkan tidak menduga kalau NT terduga jaringan teroris"

Alat Komunikasi ATC Indonesia Belum Canggih

Sabtu, 12 Mei 2012



NDP-Sehubungan dengan gangguan komunikasi pesawat Sukhoi tersebut diketahui sinyal atau alat komunikasi ATC masih ada gangguan. Anggota Komisi Perhubungan Dewan Perwakilan Rakyat, M. Arwani Thomafi, menyatakan salah satu yang memprihatinkan adalah belum canggihnya fasilitas menara pengatur lalu lintas udara atau air traffic control.

Kekurangan lain ada pada sumber daya manusia yang ditempatkan pada bagian ATC. “Indonesia masih harus mengejar ketertinggalan dari negara lain dalam hal ini,” kata Arwani di Jakarta, Sabtu 12 Mei 2012

Menurut dia, ATC Indonesia belum memberikan layanan navigasi optimal. Ia mencontohkan bandara Gorontalo, yang belum punya lift. Akibatnya, petugas ATC bandara itu harus naik tangga empat lantai untuk mencapai ruang kerjanya.


Tentu, kata dia, ini mengganggu kinerja. Itulah sebabnya, ia mengusulkan agar segera dibentuk badan navigasi. Badan itu untuk memenuhi amanat Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan. "Jika pelayanan navigasi diberikan secara nasional, tidak ada lagi namanya ATC yang kurang SDM dan peralatan,” kata dia.

Buruknya fasilitas ATC juga diungkapkan oleh pilot senior Garuda Indonesia, Jeffrey Adrian. Menurut dia, teknologi ATC Indonesia masih berstandar minimum. Ada alat yang belum dimiliki ATC bandara di Indonesia. Salah satunya, kata dia, alat yang bisa menunjukkan kondisi tempat pesawat ketika sedang terbang. Menurut dia, alat ini bisa memperlancar komunikasi antara menara dan pilot. “Ada yang jual, tapi Indonesia belum beli,” katanya.

Jeffrey tidak mau menyatakan jatuhnya Sukhoi di Gunung Salak, Rabu lalu, akibat tidak adanya alat itu. Tak adanya alat canggih di ATC dinilai Jeffrey tidak bisa dijadikan alasan utama terjadinya kecelakaan seperti yang terjadi pada Sukhoi yang dikemudikan pilot Rusia, Alexandr Yablontsev. Kecelakaan, menurut dia, bisa dihindari jika pilot menguasai medan. “Kalau peralatan canggihnya enggak ada, ya, diserahkan ke pilot,” kata Jeffrey.

Namun ihwal buruknya sarana ATC ini dibantah oleh mantan General Manager Air Traffic Service (ATS) Weda Yuwana. Ia menyangkal anggapan bahwa sistem komunikasi udara di Indonesia tidak layak pakai. “Itu tiga tahun lalu, mungkin. Sekarang sudah bagus dan tidak ada masalah,” kata Weda kepada Tempo kemarin. Weda baru saja pensiun pada awal April lalu dan kini belum ada penggantinya.

0 komentar:

Posting Komentar

Internasional

Ke Halaman Depan

 
 
 

Berita Populer

Entri Populer

Diberdayakan oleh Blogger.

followers