"TERDUGA TERORIS DITANGKAP TIM DENSUS 88, DENGAN BARANG BUKTI BERUPA DETONATOR, BUKU JIHAD, TABUNG GAS BERISI NITROGLISERIN"..."JOKOWI TETAP AKAN MELAKUKAN SIDAK DAN TERJUN KE LAPANGAN UNTUK MENGETAHUI KONDISI RAKYAT "....."CHELSEA AKAN KEHILANGAN COLE DAN LAMPARD"....."LORENZO MASIH BERADA DI PUNCAK KLASEMEN DI MOTO GP MALAYSIA"...."POLISI TETAPKAN PELAKU PEMOTRETAN ATAS NOVI AMALIA ADALAH TIGA ORANG"......"MENPORA TETAP MENGAKU TIDAK TERLIBAT KORUPSI HAMBALANG DAN MENYERAHKAN SEMUA PERKARA PADA PIHAK BERWAJIB "......"Kopi Luwak Asli ( JML Coffee ) membuka Pelatihan GRATIS Bisnis Kopi Luwak Asli Penangkaran Hub ; 0899.55.93.913"
Update Senin (30/10) " Kakak NT (Red: Sunardi, wajahnya mirip NT) juga ditangkap Tim Densus 88 untuk dimintai keterangan , tetangga bahkan tidak menduga kalau NT terduga jaringan teroris"

Peringatan Waisak Di Candi Mendut

Sabtu, 05 Mei 2012



NDP-Sabtu sekitar satu jam sebelumnya, kawasan di sekitar tiga kilometer timur Candi Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah itu turun gerimis.

Mendung masih terus menggantung di langit Candi Mendut, ketika api darma yang diambil mereka dari sumber api alami Mrapen, Kabupaten Grobogan, Jateng, tiba di pelataran bangunan bercorak Buddha itu.

Api darma Waisak yang diletakkan di mobil terbuka dengan aneka hiasan diarak para biksu dan umat Buddha dari Mrapen menuju Candi Mendut.

Sembilan biksu dengan tafakur bersila di depan altar di bawah tenda besar sebelah selatan candi yang dibangun Raja Indra pada 824 Masehi, ketika api itu tiba.

Usia Candi Mendut lebih tua ketimbang Candi Borobudur yang didirikan Raja Samaratungga pada 850 Masehi. Kedua raja itu adalah bagian dari Dinasti Syailendra.

Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Perwakilan Umat Buddha Indonesia (Walubi) Siti Hartati Murdaya dan Ketua Dewan Pimpinan Daerah Walubi Jateng David Hemanjaya sore itu menyerahkan api Waisak kepada dua perwakilan dewan sangha, masing-masing Biksu Tadisa Paramita Sthavira dan Wongsin Labiko Mahatera.

Kedua biksu senior itu, masing-masing Koordinator dan Wakil Koordinator Vidya Kasabha DPP Walubi, didampingi para biksu berasal dari berbagai dewan sangha meletakkan obor api itu di altar sebelah selatan Candi Mendut.

Para biksu pimpinan dewan sangha kemudian menyalakan lilin beraneka warna dengan mengambil apinya dari obor utama di altar yang tengahnya terpasang patung Sang Buddha Gautama berwarna kuning keemasan.

Mereka secara bergantian, sesuai dengan majelis Buddha Walubi masing-masing, kemudian melakukan persembahyangan penyakralan api Waisak tersebut di depan altar besar dengan berbalut kain warna kuning dan hijau muda serta rangkaian bunga dan buah.

Suasana takzim selama puja bakti mereka untuk penyakralan api Waisak itu seakan menyelimuti pelataran Candi Mendut dengan dindingnya berelief antara lain pohon kalpataru dan binatang seperti kepiting, burung, angsa, dan kura-kura, serta relief Brahmana. Relief itu tentang fabel dengan intinya menyangkut ajaran moral kemanusiaan.

Selama rangkaian perayaan Waisak 2012, empat sudut Candi Mendut yang tingginya 26,4 meter dengan 48 stupa kecil-kecil antara lain berhiaskan empat penjor dari janur kuning dan sejumlah lampion aneka warna.

"Semoga ajaran-ajaran yang diperbuat Sang Buddha ini diwartakan dan dibagikan kepada semua makhluk yang di sini dan di tempat lain sehingga mereka mendapatkan cinta kasih dan berbudi luhur," demikian satu penggalan kalimat doa yang diucapkan Biksu Wongsin.

Selama hujan deras mengguyur pelataran Candi Mendut (pukul 17.02-17.42 WIB) sore itu, para biksu dan umat masuk dalam keheningan meditasi mereka di depan altar.

Menjelang hari gelap yang menyertai reda hujan, Biksu Wongsin dan Tadisa mengambil obor api Waisak dari altar.

Mereka kemudian bersama umat dan biksu lainnya berpradaksina, masing-masing satu putaran di pelataran dan selasar Candi Mendut. Pradaksina adalah prosesi berjalan kaki mengelilingi candi searah jarum jam.

Mereka didampingi Hartati dan David lalu menyemayamkan api Waisak itu di altar dalam Candi Mendut, di bawah patung Sang Buddha ukuran cukup besar yang disebut Dhyani Buddha Wairocana dengan sikap tangan bernama dharmacakramudra. Di kiri arca Sang Buddha itu terdapat patung Awalokiteswara dan kanan Wajrapani.

"Kami bertiga bertugas menjaga api itu tetap menyala hingga puncak Waisak besok (6/5)," kata seorang umat Buddha berasal dari Dusun Kemiri, Desa Getas, Kecamatan Kaloran, Kabupaten Temanggung, Jateng Paryanto (30). Dia bersama dua rekan dari desanya yang mayoritas pemeluk Buddha yakni Poniman (30) dan Eko Sulistiyanto (29) itu bertugas menjaga nyala api darma Waisak di Candi Mendut.

Pihak panitia Waisak 2012 telah menyiapkan sekitar 10 liter minyak kelapa dan 20 liter minyak tanah, yang keduanya dioplos, sebagai bahan bakar atas api darma Waisak di candi tersebut. Sekitar 14 obor lainnya dipasang mengelilingi Candi Mendut, seakan menyertai persemayaman api darma Waisak itu.

"Biasanya tiga kali mengisikan minyak ke obor itu selama semalam," katanya. Setiap perayaan Waisak, ia bertugas menjaga nyala api itu di Candi Mendut.

Api darma adalah salah satu sarana puja bakti umat Buddha saat perayaan Waisak, sedangkan sarana lainnya antara lain air berkah sebagai simbol kerendahan hati manusia.

Air berkah Waisak diambil dari sumber air Umbul Jumprit Desa Tegalrejo, Kecamatan Ngadirejo, Kabupaten Temanggung, Jateng, di lereng Gunung Sindoro, Jumat (4/5). Air itu oleh para biksu dan umat Buddha, kemudian diarak dari Umbul Jumprit ke Candi Mendut dan disemayamkan di tempat itu melalui prosesi ritual, bersanding dengan api darma.

Detik-detik Waisak 2012 akan jatuh pada Minggu (6/5) pukul 10.34.49 WIB. Para biksu dan umat Buddha yang diperkirakan jumlahnya mencapai puluhan ribu orang berasal dari berbagai daerah di Indonesia dan luar negeri, akan meditasi di pelataran Candi Mendut, saat detik-detik Waisak tersebut.

Mereka kemudian melakukan prosesi jalan kaki melewati Candi Pawon dan berakhir di pelataran Candi Agung Borobudur, sedangkan pada malam harinya, mereka melanjutkan dengan ritual persembahyangan dan prosesi pradaksina, serta diakhiri dengan pelepasan ratusan lampion ke langit.

0 komentar:

Posting Komentar

Internasional

Ke Halaman Depan

 
 
 

Berita Populer

Entri Populer

Diberdayakan oleh Blogger.

followers